BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam keseharian, kita sudah mengenal berbagai macam penyakit dan berbagai cara penyembuhannya, baik secara kimiawi (menggunakan bahan-bahan kimia) maupun secara tradisional (menggunakan bahan-bahan alami atau dari alam). Tetapi masyarakat lebih memilih pengobatan secara kimiawi daripada tradisional. Hal itu dikarenakan cara tersebut lebih mudah, efektif, dan efisien.
Pada umumnya masyarakat hanya mengutamakan cara memperoleh yang mudah dengan hasil yang efisien tanpa memperdulikan efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian obat-obatan tersebut. Lain halnya dengan pengobatan tradisional meskipun sulit untuk mendapatkan dan membuat obatnya tetapi tidak menimbulkan efek samping bagi penggunanya.
Banyak sekali jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pengobatan tradisional yang tumbuh dilingkungan sekitar kita, yang kadang kala tidak di hiraukan dan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pemiliknya. Padahal tumbuhan-tumbuhan tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional yaitu sirih. Banyak sekali khasiat dan manfaat yang ada dalam daun sirih sebagai obat. Makalah ini akan membahas mengenai khasiat daun sirih terhadap penyembuhan berbagai penyakit.
1.2. Tujuan
a) Mengetahui apa itu sirih,
b) Mengetahui pengelompokan atau klasifikasi sirih,
c) Dapat mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur tubuh sirih,
d) Dapat mengetahui kandungan zat yang terkandung dalam sirih,
e) Dapat mengetahui manfaat dan khasiat sirih bagi penyembuhan penyakit,
f) Dapat membudidayakan dan mengetahui syarat tumbuh sirih,
g) Dapat mengetahui dan mempraktekan cara membuat dan penggunaan obat yang terbuat dari sirih.
1.3. Masalah
a) Apakah sirih itu?
b) Termasuk dalam klasifikasi apakah sirih itu?
c) Apakah ciri-ciri dan struktur tubuh dari sirih?
d) Apa saja zat yang terkandung dalam sirih?
e) Apakah manfaat dan khasiat dari sirih?
f) Bagaimana cara pembudidayaan sirih?
g) Bagaimana cara membuat dan menggunakan obat yang terbuat dari sirih?
1.4. Manfaat
Setelah mengetahui apa itu sirih, klasifikasi, ciri-ciri, struktur tubuh, kandungan zat, kegunaan dan manfaat, cara pembudidayaan, cara membuat dan pemakaiannya masyarakat dapat membedakan manfaat dari penggunaan obat yang terbuat dari bahan kimia dengan obat dari bahan yang alami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daun sirih (Piper betle) adalah nama sejenis tumbuhan merambat, daun dan buahnya dimakan orang dikunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Sirih termasuk sebagai tanaman obat (fitofarmaka).Daun sirih sangat terkenal karena khasiatnya yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Daun sirih sangat populer di masyarakat kita. Kerap kali, tumbuhan merambat ini dijumpai di halaman rumah. Sirih (Piper betle L atau Chavica aurculata Miq) memang mudah ditanam. Cukup dengan menggunakan stek dan diberi cukup air, tanaman ini bisa tumbuh baik di tempat panas maupun di tempat yang terlindung.
Siapa yang tak kenal sirih. Tanaman merambat ini kerap dijadikan obat, sekaligus untuk hiasan di halaman. Jenis sirih sangat banyak, antara lain sirih gading, sirih hijau, sirih hitam, sirih kuning, dan sirih merah.
Ada juga sirih jawa (daun lebih lembut, rasa kurang tajam, warna hijau rumput), sirih belanda (daun besar, hijau tua, rasa dan bau tajam dan pedas), sirih cengkih (daun lebih kecil, berwarna kuning, rasa seperti cengkih), sirih kuning (daun agak besar dan berwarna kuning).Dan sirih yang kerap digunakan sebagai obat adalah sirih hitam (rasa lebih tajam, sering digunakan sebagai obat), dan sirih merah (warna daun merah, berlendir jika daun disobek, aroma lebih wangi, untuk mengobati bebagai penyakit).
Meski sangat beragam, ciri-ciri fisik dari kesemua jenis sirih ini hampir sama yaitu tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, dan tumbuh berselang seling dari batangnya. Begitu banyak manfaat sirih ini, sehingga tak salah bila menanam sirih di pekarangan rumah. Apalagi, menanam sirih tak selalu memerlukan lahan yang luas. Di tanam di dalam pot pun bisa tumbuh baik dan mampu menambah cantik suasana halaman rumah.
Misalnya, dirambatkan di dinding samping rumah, di batang pohon besar, di tepi gentong besar, di pergola, atau di pot gantung. Suasana rumah akan tampak makin asri dan sejuk dengan lindungan sirih yang merambat indah.
Anda tentunya sudah mengenal sirih bukan?. Daun sirih sering dikunyah oleh nenek-nenek kita dibuat nginang (dalam bahasa Jawa). Konon untuk menguatkan gigi. Tanaman yang bisa tumbuh subur di pekarangan dan mudah dijumpai pada penjual bunga ini ternyata memiliki banyak khasiat untuk mencegah gangguan kesehatan dan mengobati penyakit, di antaranya untuk menghilangkan bau mulut .keputihan dan sebagainya. Sayang sekali belum dibudidayakan secara optimal dan dimanfaatkan untuk obat. Untuk itu , ada baiknya untuk mengetahui multi khasiat Daun sirih.
2.2. Klasifikasi Sirih
Suku Sirih-sirihan atau Piperaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Suku ini diakui keberadaannya oleh banyak sistem klasifikasi tumbuhan.
Sistem klasifikasi APG II memasukkannya ke dalam bangsa Piperales dan klas magnoliids. Sistem klasifikasi Cronquist memasukkannya ke dalam bangsa Piperales, anak kelas Magnoliidae, dan kelas Magnoliopsida. Bunganya majemuk, tersusun dalam untaian (bunga untai). Buahnya kecil, kering, dan keras, tergolong buah batu.
Dari anggotanya yang mencapai 1.300 jenis (dengan sekitar selusin genera), banyak di antaranya yang bermanfaatan sebagai bahan pengobatan maupun bumbu. Marga yang paling populer adalah Piper. Merica, baik putih maupun hitam, merupakan bumbu masak populer yang diperoleh dari buah lada (P. nigrum). Sesudah garam, boleh dikatakan merica adalah rempah-rempah yang paling umum dipakai di penjuru dunia. Dari akar Piper methyscum, penduduk kawasan Pasifik membuat kava, yaitu sejenis minuman memabukkan yang dipergunakan untuk keperluan upacara.
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Ø Kerabat Dekat
Kiseureuh, Sirih Hutan, Kemekes, Kemukus, Mrico Lolot, Lada, Cabe Jawa, Cabean, Daun Wati, Sirih Merah
Kiseureuh, Sirih Hutan, Kemekes, Kemukus, Mrico Lolot, Lada, Cabe Jawa, Cabean, Daun Wati, Sirih Merah
Daun Sirih (Piper betel Linn)
Sinonim : Cavica Auriculata Miq, Artanthe Hixagona
Nama Daerah : Sereh, Sireh, Canbai, Reman
Nama Lain :Betel (Perancis), Betelhe, Vitele (Protugal), suruh sedah (Jawa), seureuh (Sunda), Ju Jiang (Cina), Ikmo (Pilipina), furu kuwe (Sumatera), puro kuro (Enggano), ranub (Aceh), sereh (Gayo), blo (Alas), belo (Batak Karo), demban (Batak Toba), burangir (Angkola,Mandailing), tafou (Simalungun), lahina (Nias), cabai (Mentawai), ibun, serasa, seweh (Lubu), sireh, sirieh, sirih, suruh (Palembang, Minanagkabau), canbai (Lampung), seureuh (Sunda), sedah, suruh (Jawa), sere (Madura). base (Bali), sedah (Nusatenggara), nahi (Bima), kuta (Sumba), mota (Flores), orengi (Ende), taa (Sikka), malu (Solor), mokeh (Alor). Kalimantan : uwit (Dayak), buyu (Bulungan), uduh sifat (Kenya ), sirih (Sampit), uruesipa (Seputan). Sulawesi : ganjang, gapura (Bugis), baulu (Bare), buya, dondili (Buol), bolu (Parigi), komba (Selayar), lalama, sangi (Talaud) Maluku : ani-ani (Hok), papek, raunge, rambika (Alfuru), nein (Bonfia), kakinuam (Waru), kamu (Pirau, Sapalewa), amu (Rumakai, Elpaputi, Ambon, Ulias), garmo (Buru), bido (Macan). Irian : reman (Wendebi), manaw (Makimi), namuera (Saberi), etouwon (Armahi), nai wadok (Saarmi), mera (Sewan), mirtan (Berik), afo (Sentani), wangi (Sawa), freedor (Awija), dedami (Marind)
2.3. Ciri-Ciri dan Struktur Tubuh Sirih
Tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka, dan Malaysia ini dikenal sejak tahun 600 SM. Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, erbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
Sirih mudah dikenali karena memiliki bau yang khas. Sirih merupakan tanaman yang tumbuh merambat dan bersandar pada batang pohon lain, tingginya dapat mencapai 5 – 15 m.
Batang sirih berkayu lunak, berbentuk bulat, beruas-ruas, beralur-alur, berwarna hijau keabu-abuan. Daun sirih merupakan daun tunggal, tumbuh berseling. Pangkal daun berbentuk jantung atau agak bundar asimetris, ujung daun runcing, tepi dan permukaan daun rata, pertulangan menyirip dan panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Warna daun bervariasi, dari kuning, hijau sampai hijau tua. Daun sirih berbau aromatis.
Bunga tersusun dalam bentuk bulir, merunduk, panjang 5 – 15 cm, sendiri-sendiri di ujung cabang dan di ketiak daun. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya adalah buah buni, bulat, berdaging, berwarna kuning hijau, menyambung manjadi bulat panjang. Biji berbentuk bulat. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuning-kuningan.
Termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada pohon lain, tanaman ini panjang mencapai puluhan meter, daun pipih berbentuk jantung, dan tangkai agak panjang, prmukaan daun berwarna hijau licin, warna batan berwarna hijau tua, permukaan kulit kasar dan berkerut.
Tanaman sirih dibedakan atas beberapa jaenis berdasarkan bentuk daun, aroma dan rasa. Jenis-jenis tersebut adalah sirih jawa (berdaun hijau tua dan rasanya kurang tajam), sirih banda (berdaun besar, berwarna hijau tua dengan warna kuning di beberapa bagian, dan rasa dan bau lebih kuat), sirih cengke (daun kecil, lebih kuning dan rasanya seperti cengkeh), sirih hitam (rasanya sangat kuat dan digunakan sebagai campuran berbagai obat), dan sirih kuning. Jenis sirih yang dikunyah dengan pinang biasanya berwarna hijau muda dan rasadnya kurang pedas.
2.4. Kandungan Zat Dalam Sirih
Sirih sangat kaya dengan kandungan zat berkhasiat. Di antaranya, minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, cyneole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil propana, tanin, diastase, gula, dan pati.
Efek zat aktif yang dikandung seluruh bagian tanaman sirih adalah merangsang syaraf pusat, merangsang daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, merangsang kejang, meredakan sifat mendengkur. Daun sirih memiliki efek mencegah ejakulasi prematur, mematikan jamur Candida albicans, anti kejang, analgesik, anestetik, pereda kejang pada otot polos, penekan pengendali gerak, mengurangi sekresi cairan pada liang vagina, penekan kekebalan tubuh, pelindung hati, dan antidiare.
Dalam tumbuhan sirih terkandung minyak atsiri yang dapatmenguap. diantaranya yang terbesar chavicol dan betlephenol. Aroma khas dari daun dan minyak sirih itu karena kandungan chavicol. Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya bisa sampai lima kali lipat dari fenol biasa.
Daun berukuran panjang 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm ini juga mengandung allylrocatechol, cineole, caryophyllene, menthone, eugenol, dan methyl ether. Bahkan, ia berisikan vitamin C dan alkaloid arakene yang khasiatnya sama dengan kokain.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.
Beberapa tulisan ilmiah juga menyebutkan, daun sirih mengandung enzim diastase, gula, dan tanin. Namun, daun muda mengandung diastase, gula, dan minyak atsiri lebih banyak ketimbang yang tua, sedangkan tanin relatif sama.
Daun yang merupakan bahan utama menginang ini memiliki sifat styptic (menahan perdarahan), vulnerary (menyembuhkan luka kulit), stomachic (obat saluran pencernaan), menguatkan gigi, dan membersihkan tenggorokan. Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Secara tradisional mereka menggunakan daun sirih untuk meluruhkan kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, dan menghilangkan gatal. Pada pengobatan tradisional India , daun sirih dikenal sebagai zat aromatik yang menghangatkan, bersifat antiseptik, dan bahkan meningkatkan gairah seks.
Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk menyembuhkan kaki yang luka karena mengandung styptic buat menahan pendarahan dan vulnerary, yang menyembuhkan luka pada kulit. Juga bisa dikunyah untuk memperbaiki kualitas suara pada penyanyi.
Dari hasil penelitian sebagaimana dikutip oleh buku tanaman obat terbitan Kebun Tanaman Obat Karyasari diungkapkan bahwa sirih juga mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, meredakan dengkuran. Pada daunnya terkandung eugenol yang mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat analgesik (meredakan rasa nyeri). Ada juga kandungan tannin pada daunnya yang bermanfaat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah diare.
2.5. Kegunaan Dan Manfaat Sirih
Kegunaan sirih dalam penyembuhan berbagai penyakit antara lain untuk menyembuhkan penyakit batuk, sariawan, bronchitis, jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang (daunnya), demam berdarah, bau mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan (daun dan minyaknya), gusi bengkak (getahnya), eksim, luka baker, koreng (pyodermi), kurap, kaki bisul, mimisan, sakit mata, pendarahan gusi, mengurangi produksi ASI, menghilangkan gatal. Apabila mengunyah
sirih terlalu banyak dan dalam rentan waktu yang lama telah dikaitkan
dengan penyakit kanker mulut dan tenggorokan squamous cell carcinoma.
sirih terlalu banyak dan dalam rentan waktu yang lama telah dikaitkan
dengan penyakit kanker mulut dan tenggorokan squamous cell carcinoma.
Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya. Ia mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya. Daunnya banyak digunakan untuk mengobati mimisan, mata merah, keputihan, membuat suara nyaring, dan banyak lagi, termasuk disfungsi ereksi. Ada pula yang menyatakan daun sirih selain memiliki kemampuan antiseptik, juga mempunyai kekuatan sebagai antioksidasi dan fungisida. Minyak atsiri dan ekstraknya pun mampu melawan beberapa bakteri gram + dan gram -. Bisa jadi di antara kemampuan itulah yang membuat penyakit seriawan tidak betah bertahan.
Saat ini di samping dijadikan salah satu bahan obat seriawan, daun sirih juga digunakan pada kelompok obat saluran pencernaan, sebagai ekspektoran, dan kelompok obat mulut dan gigi pada umumnya. Khusus penggunaannya dalam kelompok obat mulut dan gigi, bisa jadi merupakan hasil penelitian ilmiah berdasarkan pengalaman empiris masyarakat yang menggunakannya sebagai obat sakit gigi, peradangan atau pembengkakan gusi, abses rongga mulut, obat luka akibat pencabutan gigi, atau sebagai penghilang bau mulut. Tentu saja, termasuk juga sebagai obat seriawan.
Khasiat daun sirih sudah banyak dikenal dan telah teruji secara klinis. Hingga kini, penelitian tentang tanaman ini masih terus dikembangkan.
Daun sirih telah berabad-abad dikenal oleh nenek moyang kita sebagai tanaman obat berkhasiat. Tidak hanya dikenal sebagai tumbuhan obat, tanaman bernama latin Piper betle lynn ini juga punya tempat istimewa dalam acara-acara adat di sejumlah daerah di Indonesia . Di Lampung, ada tarian bernama penggung cambai. Penggung artinya pegang, sedangkan cambai artinya sirih. Tarian ini menggambarkan tata pergaulan muda-mudi yang menjunjung tinggi adat istiadat. Daun sirih dalam tarian ini menggambarkan lambang rasa hormat.Pada banyak acara adat lain, daun sirih sering dihidangkan untuk menyambut tamu. Di Pulau Jawa, daun sirih dipakai dalam upacara adat perkawinan.
Universitas Indonesia . Ia mengatakan bahwa daun sirih punya khasiat yang lebih bermakna dibandingkan dengan plasebo. Pengujian melibatkan 40 pasien penderita keputihan yang tidak sedang hamil, menderita diabetes melitus, ataupun penyakit hati, dan ginjal. Dua puluh di antaranya mendapatkan daun sirih, sedang sisanya diberi plasebo. Baik daun sirih maupun plasebo itu diberikan pada vagina sebelum pasien tidur selama tujuh hari. Dari 40 pasien tersebut, 22 orang mendapat pemeriksaan ulang, masing-masing 11 mendapat plasebo dan daun sirih. Hasil pengujian ini membuktikan sekitar 90,9 persen pasien yang mendapat daun sirih dinyatakan sembuh, sedangkan pada kelompok yang diberi plasebo hanya 54,5 persen saja.
Penelitian lain tentang manfaat sirih dilakukan di IPB Bogor . Ir. Nuri Andarwulan, Msi dan kawan-kawan dari Fakultas Teknologi Pertanian IPB melakukan penelitian untuk memanfaatkan limbah minyak asiri daun sirih untuk memproduksi zat antioksidan. Ekstrak antioksidan tersebut selama ini masih diimpor. Penelitian ini berpotensi menurunkan nilai impor bahan antioksidan. Di samping itu, produk emulsi yang dihasilkan dalam penelitian itu juga dapat dimanfaatkan untuk industri kecantikan.
Sementara itu, di India ada laporan penelitian yang mengatakan daun sirih mempengaruhi kesuburan pria, seperti dilaporkan oleh Indian Journal of Pharmacology. Efek daun sirih terhadap kesuburan laki-laki ini diujikan pada tikus. Diduga, pemberian ekstrak daun sirih yang mengandung alkohol secara oral pada tikus punya efek antikesuburan. Menurut laporan tersebut pemberian dosis ekstrak yang meningkat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sperma pada tikus. Di India, penelitian tentang daun sirih ini tidak hanya untuk kesuburan pria saja. Di sana , daun ini sudah diteliti untuk mengobati penyakit asma, bronkitis, rematik, lepra, dan sakit gigi, bahkan juga untuk disfungsi ereksi. Sayangnya, belum banyak penelitian sejenis di Indonesia .
2.6. Syarat Tumbuh dan Pembudidayaan sirih
Syarat tumbuh tanaman sirih pun tidak begitu sulit. Tanaman sirih dapat tumbuh baik di daerah dengan iklim sedang sampai basah. Sirih dapat ditemui mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Tanaman sirih menyukai tempat-tempat yang mendapat cahaya matahari penuh. Sirih dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan struktur sedang. Sebaiknya sirih ditanam pada tanah yang subur, berhumus, kaya akan hara dan gembur.
Pembudidayaan tanaman sirih tidaklah begitu sulit. Dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut:
1) Penyiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami sirih dibersihkan dari gulma dan batu-batuan, dicangkul dengan kedalaman olah 20 cm. Setelah diolah, dibuat bedengan, kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 80 cm x 40 cm x 60 cm. Jarak tanam 2 m x 2 m atau 2,5 m x 2,5 m. Satu bulan sebelum tanam, pada setiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg dan diaduk rata. Untuk menopang pertumbuhan batang dan sulurnya, tanaman sirih membutuhkan pohon tegakan, baik tegakan mati maupun hidup. Untuk tegakan hidup dapat digunakan tanaman dadap, kelor, kayu kuda atau kapok. Tanaman tegakan sebaiknya ditanam sekitar 15 cm dari tempat tanaman sirih agar perakaran sirih tidak terganggu.
2) Penyiapan Bibit
Pembibitan sirih dilakukan dengan menggunakan stek sulur. Sebaiknya sulur yang akan dijadikan bibit telah mengeluarkan akar yang banyak dan panjang. Sulur dipotong sepanjang 30 – 50 cm. Stek sulur ditanam pada polibeg yang telah diisi media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1. Penyiraman dilakukan 1 – 2 kali sehari. Areal pembibitan diberi naungan. Stek akan berakar dan siap dipindahkan kea real penanaman setelah berumur 3 – 4 minggu.
3) Penanaman
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Bibit dalam polibag dipilih yang pertumbuhannya baik dan seragam. Bibit dipindahkan ke lubang tanam yang telah disiapkan dengan cara merobek salah satu sisi polibeg. Tanah di sekitar bibit dipadatkan agar pertumbuhannya kokoh. Bibit yang telah ditanam disiram dengan air secukupnya.
4) Pemeliharaan
Sebaiknya pemupukan tanaman sirih hanya menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang dari kotoran ayam akan mengakibatkan daun berwarna kekuning-kuningan, sedangkan pupuk kandang kotoran sapi atau kerbau akan menghasilkan daun berwarna hijau segar. Apabila digunakan pupuk kimia, pupuk urea diberikan dengan dosis 50 kg/ha pada saat penanaman dan 50 kg/ha setelah tanaman berumur 4 bulan. Pupuk TSP diberikan pada saat tanam dengan dosis 150 kg/ha. Pupuk KCl juga diberikan pada saat tanam dengan dosis 200 kg/ha. Untuk membantu pertumbuhan cabang dan daun dapat diberikan pupuk daun. Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 1,5 – 2 bulan. Gangguan pertumbuhan yang disebabkan serangan penyakit dan hama hampir tidak ditemui pada budidaya tanaman sirih.
2.7. Cara Membuat dan Menggunakan Obat Dari Sirih
a). Mengurangi produk ASI yang berlebihan
Bahan : 4 lembar daun sirih dan minyak kelapa secukupnya.
Cara membuat : Daun sirih diolesi dengan minyak kelapa, kemudian dipanggang dengan api
Cara menggunakan : Dalam keadaan masih hangat ditempelkan di seputar buah dada.
b). Keputihan
Bahan : 7 - 10 lembar daun sirih.
Cara membuat : Direbus dengan 2,5 liter air sampai mendidih.
Cara menggunakan : Air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk membasuh/membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang
c). Sakit Jantung
Bahan : 3 lembar daun sirih, 7 biji kemukus, 3 siung bawang merah, 1 sendok jintan putih.
Cara membuat : Semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus, ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa menit, kemudian diperas dan disaring.
Cara menggunakan : Diminum 2 kali 1 hari dan dilakukan secara teratur.
d). Sifilis
Bahan : 25-30 lembar daun sirih bersama tangkainya; 0,25kg gula aren dan garam dapur secukupnya.
Cara membuat : Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan : Diminum 3 kali 1 hari secara terus menerus.
e). Alergi/biduren
Bahan : 6 lembar daun sirih, 1 potong jahe kuning, 1,5 sendok minyak kayu putih.
Cara membuat : Semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.
Cara menggunakan : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.
f). Diare
Bahan : 4 - 6 lembar daun sirih, 6 biji lada, 1 sendok makan minyak kelapa.
Cara membuat : Semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.
Cara menggunakan : Digosokkan pada bagian perut.
g). Menghentikan pendarahan gusi
Bahan : 4 lembar daun sirih.
Cara membuat : Direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : Setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
h). Menghentikan pendarahan hidung (mimisen)
Bahan : 1 lembar daun sirih.
Cara membuat : Daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit supaya keluar minyaknya.
Cara menggunakan : Dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah/mimisen.
i). Sakit gigi berlubang
1. Bahan : 1 lembar daun sirih.
Cara membuat : Direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : Setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
2. Bahan : 2 lembar daun sirih diremas, Garam 0,5 sendok
Cara membuat : Diseduh dengan air panas 1 gelas, aduk sampai garam larut, biarkan sampai dingin
Cara pemakaian : Dipakai untuk berkumur-kumur.
j). Bronkhitis
Bahan : 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu.
Cara membuat : Daun sirih dirajang, kemudian direbus bersama gula batu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, dan disaring
Cara menggunakan : Diminum 3 kali sehari 3 sendok makan
k). Batuk
Bahan : 4 lembar daun sirih.
Cara membuat : Direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : Setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
l). Sakit Mata
Bahan : 2 - 3 lembar daun sirih.
Cara membuat : Direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : Setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
m). Eksim
Bahan : 1 genggam daun sirih, 1 genggam daun cabai, 1 butir biji buah pinang yang telah dihaluskan.
Cara membuat : Semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih
Cara menggunakan : Air rebusan ramuan tersebut dalam keadaan hangat dipakai untuk kompres bagian yang sakit.
n). Gatal-gatal sehabis melahirkan
Bahan : 1 genggam daun sirih.
Cara membuat : Daun sirih diiris-iris, kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih.
Cara menggunakan : Setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.
o). Menghilangkan bau mulut
Bahan : 4 - 7 lembar daun sirih.
Cara membuat : Direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan : Air rebusan daun sirih tersebut dipak
Komposisi :
Daun sirih mengandung ragam senyawa kimia yang diperlukan untuk membuat ramuan tradisional.
p). Bau Badan
Bau badan selintas merupakan masalah kecil. Namun, gangguan ini bisa berakibat fatal dalam pergaulan, bahkan juga karier. Manfaatkan jeruk, daun sirih, atau beluntas untuk menanggulanginya.
Orang yang bermasalah dengan bau badan (BB) tidak selalu jorok atau malas mandi. Kenyataannya memang ada orang dengan produksi kelenjar keringat berlebih sehingga tubuhnya selalu mengeluarkan bau kurang sedap.
Tak ada salahnya mencoba mengatasi BB dengan cara-cara alami. Ahli tanaman obat, Ir. Wahyu Soeprapto dari Balai Materia Medica, Malang, mengatakan ramuan alami selain minim efek samping juga dapat menjadi salah satu alternatif menyiasati makin tingginya harga produk industri seperti deodoran, bedak antikeringat, maupun obat minum. Sebagai langkah awal, bila Anda bermasalah dengan BB, Anda bisa mencoba beberapa ramuan tradisional di bawah ini:
Ramuan Pertama:
1 buah jeruk limau yang agak besar 3 sendok makan kapur sirih 1 sendok teh bubuk merica 1 sendok teh bubuk kapur barus Campurkan semua bahan tersebut lalu oleskan pada ketiak. Ramuan ini berfungsi mengusir bau badan sekaligus sebagai antikeringat.
Ramuan Kedua:
Ambil 4-6 lembar daun sirih (Piper beetle L.). Rebus dengan dua gelas air. Air rebusannya diminum setiap pagi. Boleh ditambahkan sedikit gula.
Ramuan Ketiga:
Sepotong tawas dihancurkan, lalu dicampur dengan 1 sendok makan sari buah jeruk kasturi (Citrus microcarpa bunge) atau lebih dikenal dengan nama jeruk limau. Oleskan pada ketiak setiap usai mandi.
Ramuan Keempat:
Segenggam daun beluntas direbus dengan tiga gelas air, hingga airnya tersisa 1,5 gelas. Minumlah selagi masih hangat. Boleh ditambah sedikit gula. Daun beluntas muda bisa juga dimakan sebagai lalapan. Daun beluntas dapat membasmi koloni bakteri Floranormal anaerob (yang tak terserap) pada lipatan tubuh.
Ramuan Kelima:
Air perasan segenggam daun sirih dicampur dengan sari jeruk kasturi atau jeruk limau. Gunakan sebagai deodoran. Caranya, gosokkan ke bagian ketiak seusai mandi dan sebelum tidur.
Ramuan Keenam:
Beberapa lembar daun jeruk purut diiris kecil-kecil, lalu dibubuhi kecap atau dicampur sambal, disantap sebagai lalapan. Kandungan minyak asiri (limonena) dalam daun jeruk purut (Citrus hystrix) akan memperbaiki metabolisme lemak, sehingga tidak perjadi peroksida lemak yang menurunkan senyawa-senyawa yang menimbulkan bau tak sedap.
Ramuan Ketujuh:
Ambil dua jari kunyit, kupas, lalu cuci bersih. Parut kunyit, lalu saring. Campur dengan 2/3 gelas air panas yang sudah dibubuhi gula aren sebesar ibu jari tangan. Aduk sampai rata. Biarkan sebentar, hingga kunyit mengendap di dasar gelas. Minum setiap menjelang tidur malam.
Ramuan Kedelapan:
Siapkan daun kenanga sebanyak dua genggam tangan dan temu giring yang sudah dikelupas sebanyak satu genggam. Kedua bahan tersebut ditumbuk halus, dibuat tablet sebesar kelereng kecil atau kapsul. Keringkan dengan cara dijemur pada terik matahari lalu disimpan dalam toples yang kering. Minum setiap habis makan pagi dan malam sebanyak satu tablet.
Catatan:
Sebelum menjalankan cara-cara di atas, ada baiknya perhatikan dahulu kebutuhannya, apakah tubuh Anda sensitif terhadap bahan-bahan tertentu. Konsultasi dengan ahli kosmetika atau tenaga medis sangat dianjurkan.
Daun Sirih (Piper betel Linn) Tanaman ini sudah dikenal sejak tahun 600 SM sebagai antiseptik yang mampu membunuh kuman. Zat antiseptik di dalam sirih dapat digunakan sebagai obat kumur dan menjaga kesehatan alat kelamin wanita. Sirih mengandung dua jenis phenol, betel-phenol (chavibetol) dan chavicol yang sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan dengan fenol biasa. Sirih juga umum digunakan untuk mengatasi bau badan dan mulut, sariawan, mimisan, gatal-gatal dan koreng, serta mengobati keputihan pada wanita.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan :
a) Daun sirih (Piper betle) adalah tumbuhan merambat yang dapat di gunakan sebagai obat tradisional.
b) Sirih memiliki bau yang khas. Sirih merupakan tanaman yang tumbuh merambat dan bersandar pada batang pohon lain, tingginya dapat mencapai 5 – 15 m.
c) Sirih sangat kaya dengan kandungan zat berkhasiat. Di antaranya, minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, cyneole, caryophyllene, cadinene, estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil propana, tanin, diastase, gula, dan pati.
d) sirih dapat menyembuhkan berbagai penyakit
e) sirih sangat mudah untuk dibudidayakan
3.2. Saran :
Penulis menyarankan kepada pembaca agar tetap melestarikan tanaman sirih agar tidak hilang begitu saja dari lingkungan sekitar kita atau punah karena kita sudah mengetahui bahwa banyak sekali manfaat dari daun sirih tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Admil Basha (1990), Manfaat Daun Sirih, Majalah Dokter Keluarga (MDK),
Vol. 9 (no.10):9-10
As’ad Sungguh (1984), Kamus Lengkap Biologi, Kurnia Esa, Jakarta
Dirjen Dikdasmen (1986), Petunjuk Penelitian Ilmiah Untuk Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Jakarta
http://suryo36.blogspot.com/2009/02/khasiat-daun-sirih.html
http://www.wikipedia.com
http://www.yahoo.com